Program Studi Teknik Mesin
Gedung F & G (Hery Hartanto) lantai 5
Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol
Jakarta Barat
Indonesia, 11440
Telp. : (62-21) 566 3232 ext. 8434
Peta lokasi
Biji jarak yang tua dikeringkan, kemudian dipecah menggunakan mesin pemecah. Setelah itu biji jarak yang sudah pecah digiling dan diperas untuk diambil minyaknya. Untuk mengasilkan minyak jarak sebanyak satu liter dibutuhkan biji jarak 3-4 kg. Proses ini menghasilkan minyak jarak yang murni. Keistimewaan dari bio diesel minyak jarak memiliki tingkat emisi gas buang yang lebih bagus dan ramah lingkungan dibanding solar.
Jurusan Teknik Mesin Usakti cukup serius dalam meneliti dan memproduksi bahan bakar dari buah jarak ini. Untuk mempermudah proses pembuatannya, hingga saat ini telah dibuat berbagai jenis mesin antara lain mesin pengupas biji jarak, mesin penggiling (cecah) dan mesin untuk memeras biji jarak yang sudah digiling.
Disamping bio diesel dari buah jarak juga ditampilkan ’solar hijau’ yaitu minyak solar campur air. Untuk produk yang satu ini, Usakti telah melakukan kerjasama penelitian dengan IPB, Bogor.
”Kami telah melakukan uji performance selama 17 jam. Ada hal yang cukup fenomenal yang kami temukan. Ternyata solar campur air ini cukup istimewa, karena setelah dilakukan uji coba selama 10 jam mulai terlihat grafiknya, bahwa solar hijau ini lebih irit. Memang solar hijau ini dikhususkan untuk mesin yang bersifat statis seperti generator,” jelas Revol.
Untuk lebih mempercepat pengembangan hasil penelitian ilmiah ini FTI Usakti juga telah mengikat kerjasama dengan berbagai lembaga lain seperti BPPT dan ITB. Tentu saja tidak tertutup kemungkinan kerjasama ini akan diperluas dengan lembaga maupun universitas lainnya. Sedangkan penyediaan bahan baku buah jarak, FTI bekerjasama dengan Pemda Bangka Belitung dan Pemda Sumatera Barat.
Dukungan finansial dari pihak luar untuk mempercepat program pengembangannya terus diupayakan. Saat ini sudah ada investor Jepang yang tertarik menanamkan investasinya sehingga diharapkan kerjasama antara Usakti, Pemda Bangka Belitung dan Sumatera Barat serta Jepang dapat digalang bersama untuk menghasilkan sumber energi alternatif selain solar.