Berita

Berita Thumbnail
Sabtu, 03 Maret 2007
Oleh: Admin

" Masyarakat Trisakti Harus Fokus pada Isu High Profile "

Dalam menyikapi perjalanan dan perkembangan organisasi serta untuk mempersiapkan Muker (Musyawarah Kerja) yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2007 di JCC,

Masyarakat Trisakti melaksanakan Pra Raker yang berlangsung di Jl. Jenggala II No.3 Kebayoran Baru Jakarta pada tanggal 3 Maret 2007 dihadiri sekitar 100 orang SC dan OC Panitia Musyawarah Kerjaanggota dan unsur pimpinan Masyarakat Trisakti. Pada Acara tersebut, dibahas mengenai organisasi, SDM dan Program Kerja untuk periode kepemimpinan yang akan datang.

Masyarakat Trisakti sebagai organisasi dari kumpulan orang-orang dan masyarakat yang peduli terhadap masa depan pendidikan Trisakti pada khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya, terpanggil untuk memberikan kontribusi yang lebih kongkrit. Seperti apa yang diung­kap­kan oleh Dr. Ir. Jurizal Julian Luthan, alumni Teknik Mesin FTI Usakti angkatan 1978 yang saat ini bekerja sebagai konsultan dan kontraktor permesinan dan juga sebagai dosen tidak tetap di Fakultas Teknologi Industri Usakti, Jurusan Teknik Mesin menceritakan bagaimana  sebenarnya keterkaitan Masyarakat Trisakti dengan Universitas Trisakti serta bagaimana sebaiknya menunjukkan bagaimana tujuan organisasi diarahkan. “Sebenarnya  sudah ada wadah alumni, seperti Ikasakti atau Ika Usakti.

Namun perlu kejelasan dimana dan bagaimana kedudukan Masyarakat Trisakti dengan pendidikan-pendidikan yang ada di Trisakti. Ini harus didefinisikan lebih lanjut. Setelah itu baru dibicarakan program-program dan segala macam kegiatan lainnya. Tanpa adanya kejelasan  apa bedanya Masyarakat Trisakti dengan LSM-LSM  yang dibentuk orang perorang atau individu. Saya sendiri di Masyarakat Trisakti duduk sebagai Ketua Bidang Pengembangan, sehingga saya berbicara yang lebih teknis saja daripada saya harus berbicara tentang bentuk organisasi. Masyarakat Trisakti ini bentuknya kan di luar tidak seperti lembaga alumni yang ada.

Sehingga Masyarakat Trisakti ini diharapkan berbicara yang sifatnya komplementer terhadap kegiatan Trisakti terutama kepada masyarakat luar. Kalau pandangan saya Masyarakat Trisakti ini harus fokus berbicara mengenai isu-isu yang sifatnya high profile, misalnya masalah energi, lingkungan hidup, ekonomi, pendidikan. Contohnya  masih banyak anak-anak kita yang tidak sekolah. Nah masalah-masalah seperti ini yang harus mendapat prioritas dibicarakan dalam Masyarakat Trisakti ini,” demikian usul yang dikemukakan oleh Luthan. Menurut Luthan dengan fokus pada masalah-masalah yang membumi seperti itu dapat memperkuat institusi Universitas Trisakti secara general, dalam artian karena ada keterkaitan langsung atau tidak langsung, sehingga apabila Masyarakat Trisakti bisa berbuat sesuatu kebaikan tentu manfaatnya akan dirasakan pula oleh Usakti.  

Menilik pada pengalaman­nya sewaktu kuliah di Usakti beberapa tahun silam, kini sudah banyak sekali perubahan. Terlihat bahwa universitas lain yang berada disekitar Usakti yang dulu belum ada apa-apanya secara kasat mata kini mulai bangkit. Padahal menurutnya Usakti sebagai institusi pendidikan sangat komplit dan potensial. Usakti punya Fakultas Kedokteran, kedokteran gigi, hukum, ekonomi, keteknikan, seni, belum lagi diluar Universitas ada  sekolah tinggi-sekolah tinggi yang tentunya  tidak akan kalah bersaing dengan dunia pendidikan di Indonesia.“Usakti bisa dan biasa menangani masalah-masalah yang general karena  kita adalah institusi pendidikan tinggi yang hampir sempurna. Siapa lawannya,  coba sebutkan, tidak ada yang bisa melawan Usakti,” kata  Luthan yakin.“Oleh sebab itu banyak program-program yang harus kita gali bersama seperti masalah lingkungan hidup, kesehatan masyarakat dan sebagainya.

Kalau semua itu bisa digali dengan baik melalui Masyarakat Trisakti ini maka  isu atau citra negatif bisa dibalik menjadi positif,” tambahnya. Sebagai contoh Luthan mengungkapkan fakta bahwa untuk masalah energi Usakti merupakan salah satu perguruan tinggi selain ITB dan Gajah Mada yang diminta oleh Chevron (dulu Caltex) untuk mengajukan proposal yang akan dibiayai oleh Chevron (sebuah perusahaan raksasa yang menguasai 60 % produksi minyak yang ada di Indonesia).  

Perusahaan ini secara single player menguasai 60% total produk minyak di Indonesia dan menawarkan kepada Usakti, untuk mengajukan proposal kerjasama. Apapun yang dibutuhkan Usakti kalau cocok dengan visi dan misi Chevron semua akan dibiayai. “Ini merupakan salah satu kesempatan emas yang belum dimanfaatkan oleh Usakti,” tambah Jurizal.Jadi sebagai partner dan mitra kerja, Usakti tentu saja berbagi pemikiran yang muncul dan mungkin ditelurkan oleh organisasi seperti Masyarakat Trisakti ini.

Dengan demikian dapat mempercepat kemajuan yang ingin dicapai Universitas Trisakti baik dari sisi akademik maupun dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian­nya kepada masyarakat.  Sedangkan Dr. Melani Sadono, drg. M.Kes, selaku Ketua Panitia menghimbau agar  pada Muker yang dilaksanakan tanggal 24 Maret 2007 di JCC semua Stakeholder bisa datang untuk memberikan kontribusinya kepada Masyarakat Trisakti.

Floatin Button
Floatin Button